Silsilah Nabi Adam Sampai Raja Jayabaya Kediri
July 24, 2020
Add Comment
Mengenai silsilah nenek moyang Prabu Jayabaya dari banyak sekali sumber, jikalau dilacak pada insan pertama di bumi yaitu Nabi Adam As, maka diperoleh sebuah silsilah bahwa Raja Jayabaya ialah keturunan ke-23 dari Nabi adam.
Dalam sebuah kisah diceritakan mengenai nenek moyang (asal-usul) Jayabaya sebagai berikut :
Diceritakan bahwa Hyang Guru ialah anak dari Sang Hyang Tunggal dan Dewi Rakti. Maka, sehabis sampaumur dan cukup berpengetahuan, ia tiba ke Jawa dan mendirikan sebuah kerajaan. Pemerintah yang begitu luas terutama dipegang oleh putra bungsunya berjulukan Bhatara Brahma.
Menurut babad Jawa dan paham-paham yang diturunkan dalam buku kuno Jawa, ada yang meyakini bahwa Bhatara Brahma ialah nenek moyang dari raja-raja di tanah Jawa. Bhatara Brahma menikah menikah dengan Dewi Larasati dan memperoleh seorang putra yang diberi nama Sri Brahmana Raja.
Selanjutnya Sri Brahmana menikah dengan Dewi Sri Huma dan melahirkan seorang putra yang diberi nama Hyang Wisnumurti. Dialah yang menggantikan ayahnya di kala wafat dengan gelar Prabu Tetrusta, sedangkan kerajaannya diberi nama Kerajaan Diling Jaya.
Prabu Tetrusta pun menikah dengan Retnawidati, yaitu putri dari Hyang Sumantra. Dari ijab kabul tersebut lahirlah Prabu Parikenan. Selanjutnya Prabu Parikenan menikah dengan bibinya, putri dari Hyang Wisnu. Mereka memperoleh seorang putra berjulukan Resi Manumanasa.
Resi ini kesannya juga menikah dengan bidadari berjulukan Retna Nilawati, yang lalu melahirkan seorang putra berjulukan Putra Sakri. Setelah sampaumur Putra Sakri menikah dengan Dewi Sakti dan memperoleh keturunan Prabu Ngastina yang bergelar Prabu Palasara.
Sebagaimana diketahui, Dewi Sakti ialah putri Raja Sri Wedari yang populer dengan gelar Prabu Parta Wuijaya. Palasara (Prabu Ngastina) selanjutnya menikah lagi dengan Dewi Durgandini, yaitu putri Basukiswara dari Kerajaan Wirata.
Dari ijab kabul ini, mereka mempunyai keturunan berjulukan Krisnadipayana. Putra ini lalu menikah dengan Dewi Ambika, seorang putri dari Raja Glantipura. Dari mereka lahirlah tiga putra, di antaranya ialah Dewantara.
Dewantara menikah dengan dua istri sekaligus, yaitu Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Perkawinannya dengan Dewi Kunti melahirkan para kesatria, yaitu : Prabu Yudhistira, Arya Werkudara, dan Dananjaya (Arjuna). Sementara dari Dewi Madrim berputrakan Arya Nakula dan Arya Sadewa.
Satu dari kelima putra ini ada yang beristrikan tujuh perempuan, yaitu Dananjaya alias Arjuna. Dari salah satu istrinya yaitu Dewi Sembadra, Dananjaya mempunyai keturunan dengan nama Arya Abimanyu, yang sehabis sampaumur beristrikan Siti Sundari dan Dewi Hutari. Dari Dewi Hutari Abimanyu memperoleh keturunan berjulukan Arya Parikesit yang selanjutnya menjadi Prabu di Hastina.
Arya Parikesit pun mempunyai lima orang istri. Namuin hanya dari istrinya yang berjulukan Dewi Tapen ia mempunyai seorang puttra yang lalu menjadi Prabu Yudana. Prabu ini mempunyai keturunan berjulukan Gendrayana dan Sudarsana. Dari sinilah poin yang penting mengenai sosok Jayabaya. Sebab Jayabaya ialah keturunan dari Gendrayana.
Sebenarnya Gendrayana atau Raja Widarba mempunyai saembilan istri yang masing-masing melahirkan seorang putra, diantaranya Raden Noyorono. Dialah yang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja Widarba dan bergelar Prabu Jaya Purusa, yang pada kesannya mendirikan satu kerjaan berjulukan Daha atau Kediri.
Karena pada kesannya Prabu Jaya Purusa semakin populer dan dipandang sebagai raja seorang bangsawan, maka namanya diganti menjadi Prabu Jayabaya.
Berdasarkan keterangan tersebut, sanggup ditarik suatu urutan silsilah Raja Jayabaya dari awal (Nabi Adam) sapai keturunannya raja-raja Kediri sebagai berikut :
Demikianlah silsilah keturunan Jayabaya. Dari urutan tersebut, sanggup diketahui bahwa Jayabaya lalu melahirkan raja-raja Majapahit. Namun, silsilah ini dari versi Jawa yang mungkin berbeda dengan versi-versi yang lain.
Dalam sebuah kisah diceritakan mengenai nenek moyang (asal-usul) Jayabaya sebagai berikut :
Diceritakan bahwa Hyang Guru ialah anak dari Sang Hyang Tunggal dan Dewi Rakti. Maka, sehabis sampaumur dan cukup berpengetahuan, ia tiba ke Jawa dan mendirikan sebuah kerajaan. Pemerintah yang begitu luas terutama dipegang oleh putra bungsunya berjulukan Bhatara Brahma.
Menurut babad Jawa dan paham-paham yang diturunkan dalam buku kuno Jawa, ada yang meyakini bahwa Bhatara Brahma ialah nenek moyang dari raja-raja di tanah Jawa. Bhatara Brahma menikah menikah dengan Dewi Larasati dan memperoleh seorang putra yang diberi nama Sri Brahmana Raja.
Selanjutnya Sri Brahmana menikah dengan Dewi Sri Huma dan melahirkan seorang putra yang diberi nama Hyang Wisnumurti. Dialah yang menggantikan ayahnya di kala wafat dengan gelar Prabu Tetrusta, sedangkan kerajaannya diberi nama Kerajaan Diling Jaya.
Prabu Tetrusta pun menikah dengan Retnawidati, yaitu putri dari Hyang Sumantra. Dari ijab kabul tersebut lahirlah Prabu Parikenan. Selanjutnya Prabu Parikenan menikah dengan bibinya, putri dari Hyang Wisnu. Mereka memperoleh seorang putra berjulukan Resi Manumanasa.
Resi ini kesannya juga menikah dengan bidadari berjulukan Retna Nilawati, yang lalu melahirkan seorang putra berjulukan Putra Sakri. Setelah sampaumur Putra Sakri menikah dengan Dewi Sakti dan memperoleh keturunan Prabu Ngastina yang bergelar Prabu Palasara.
Sebagaimana diketahui, Dewi Sakti ialah putri Raja Sri Wedari yang populer dengan gelar Prabu Parta Wuijaya. Palasara (Prabu Ngastina) selanjutnya menikah lagi dengan Dewi Durgandini, yaitu putri Basukiswara dari Kerajaan Wirata.
Dari ijab kabul ini, mereka mempunyai keturunan berjulukan Krisnadipayana. Putra ini lalu menikah dengan Dewi Ambika, seorang putri dari Raja Glantipura. Dari mereka lahirlah tiga putra, di antaranya ialah Dewantara.
Dewantara menikah dengan dua istri sekaligus, yaitu Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Perkawinannya dengan Dewi Kunti melahirkan para kesatria, yaitu : Prabu Yudhistira, Arya Werkudara, dan Dananjaya (Arjuna). Sementara dari Dewi Madrim berputrakan Arya Nakula dan Arya Sadewa.
Satu dari kelima putra ini ada yang beristrikan tujuh perempuan, yaitu Dananjaya alias Arjuna. Dari salah satu istrinya yaitu Dewi Sembadra, Dananjaya mempunyai keturunan dengan nama Arya Abimanyu, yang sehabis sampaumur beristrikan Siti Sundari dan Dewi Hutari. Dari Dewi Hutari Abimanyu memperoleh keturunan berjulukan Arya Parikesit yang selanjutnya menjadi Prabu di Hastina.
Arya Parikesit pun mempunyai lima orang istri. Namuin hanya dari istrinya yang berjulukan Dewi Tapen ia mempunyai seorang puttra yang lalu menjadi Prabu Yudana. Prabu ini mempunyai keturunan berjulukan Gendrayana dan Sudarsana. Dari sinilah poin yang penting mengenai sosok Jayabaya. Sebab Jayabaya ialah keturunan dari Gendrayana.
Sebenarnya Gendrayana atau Raja Widarba mempunyai saembilan istri yang masing-masing melahirkan seorang putra, diantaranya Raden Noyorono. Dialah yang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja Widarba dan bergelar Prabu Jaya Purusa, yang pada kesannya mendirikan satu kerjaan berjulukan Daha atau Kediri.
Karena pada kesannya Prabu Jaya Purusa semakin populer dan dipandang sebagai raja seorang bangsawan, maka namanya diganti menjadi Prabu Jayabaya.
Berdasarkan keterangan tersebut, sanggup ditarik suatu urutan silsilah Raja Jayabaya dari awal (Nabi Adam) sapai keturunannya raja-raja Kediri sebagai berikut :
- Nabi Adam (sang Hyang Janmawalijaya atau sang Hyang Adhama)
- Nabi Sis (sang Hyang Syta)
- Sayid Anwar (sang Hyang Nur Cahya)
- Sang Hyang Nurasa
- Sang Hyang Wenang (sang Hyang Wisesa)
- Sang Hyang Manik Maya (Bhatara Guru)
- Bhatara Brahma atau Sri Maha Punggung atau Dewa Brahma
- Bhatara Sadana (Brahmanisita)
- Bhatara Satapa (Tritusta)
- Bambang Parikenan
- Resi Manumayasa
- Resi Sekutrem
- Begawan Sakri
- Begawan Palasara
- Begawan Abiyasa (Maharaja Sanjaya)
- Pandu Dewanata
- Dananjaya (Raden Arjuna)
- Raden Abimanyu
- Prabu Parikesit
- Prabu Yudayana
- Prabu Yudayaka (Jaya Darma)
- Prabu Gendrayana
- Prabu Jayabaya
- Prabu Jaya Amijaya
- Prabu Jaya Amisena
- Raden Kusumawicitra
- Raden Citrasuma
- Raden Pancadriya
- Raden Anglingdriya
- Prabu Suwelacala
- Prabu Sri Maha Punggung
- Prabu Kandihawan (Jayalengkara)
- Resi Gatayu
- Resi Lembu Amiluhur
- Raden Panji Asmara Bangun (Inu Kertapati)
- Raden Kudalaweyan (Mahesa Tandreman)
- Raden Banjaran Sari
- Raden Munding Sari
- Raden Munding Wangi
- Prabu Pamekas
- Raden Jaka Sesuruh (Raden Wijaya, raja Majapahit)
- Prabu Taruma (Bhre Kumara)
- Prabu Hardaningkung (Brawijaya I)
- Prabu Hayam Wuruk
- Raden Putra
- Prabu Partawijaya
- Raden Angkawijaya (Damarwulan)
- Bhatara Kathong
Demikianlah silsilah keturunan Jayabaya. Dari urutan tersebut, sanggup diketahui bahwa Jayabaya lalu melahirkan raja-raja Majapahit. Namun, silsilah ini dari versi Jawa yang mungkin berbeda dengan versi-versi yang lain.
0 Response to "Silsilah Nabi Adam Sampai Raja Jayabaya Kediri"
Post a Comment